“I act like i dont care, but deep
inside it hurts.”
Hanya beberapa
baris kata, tapi itu yang selama ini, selama 2tn ini yg nampaknya terjadi.
Ya mungkin
seperti ini...
“Kamu langgeng ya, bahagia terus
keliatannya gak pernah galau.”
Mungkin kata-kata
itu yang (mungkin) sering membuat pipi kita merah muda. Ya aku juga.
Semua orang
mungkin melihat seperti itu, melihat seperti aku yang “tidak pernah ada apa-apa”
dalam hubungan ini.
Tetapi dibalik
semua itu masih ada yang “terpendam”
Bukan harta
karun, bukan.
Bukan juga
sesuatu yang berharga, jelas saja bukan.
Sesuatu yang
memang seharusnya tidak dibicarakan lagi, yang tidak diungkit lagi ke
tengah-tengah cinta kita, yang seharusnya kita jadikan pelajaran untuk kedepan
menjadi lebih baik lagi.
"We call that, Masa Lalu..."
Rasanya memang
tak lucu ya memang bukan lelucon
Rasanya tidak
masuk akal jika dengan keadaan kita yg seperti saat ini, yang sudah benar-benar
“matang” merencanakan semua hal indah untuk kita berdua kedepan masih selalu
saja mencampuri semua cerita manis dengan Masa
Lalu.
“Take me back to the start..”
Mungkin itu
yang selalu inginkan selama ini
Memilih tidak
bersamamu? Bukan.
Tidak menerima
ajakanmu untuk membangun cerita kita sampe kepentok batu nisan? Bukan juga.
Aku ingin
masalah ini beres. Sampai akhirnya, buku itu tertutup rapat dan sangat rapat
Sampai buku
itu kita simpan disudut pojok perpustakaan hatimu. Tidak perlu dibuka lagi itu
buku usang. Nanti akan kubuatkan buku baru yang lebih indah, aku janji.
Tapi
selesaikan dulu semua urusanmu dengan masa lalumu.
Mungkin semua
orang sudah cukup lelah sampai panas kuping jika aku terus mengeluh dan
mengeluh tentang masalah ini. Maaf..
Mungkin di
mata masa lalu mu itu, aku hanya orang yang paling bersalah.
Mungkin di mata
masa lalu mu, aku orang yang benar-benar tergila-gila menyukaimu sampai tega “merebutmu”
dari pelukannya.
Mungkin di
mata masa lalu mu, aku adalah seorang wanita yang tidak punya hati seperti
wanita.
Mungkin di mata masa lalu mu, aku hanya.. sampah.
Ya aku
mengerti apa yang masa lalu mu rasakan, tetapi apa dia tau yang sebenarnya
sayang?
Aku ingin
masalah ini selesai, karena jika saatnya nanti tiba, aku hanya ingin duduk diam
dan tegang dengan tambahan perasaan tenang dan senang menunggu esok hari untuk
akad nikah di kamar pengantin kita. Bukan lantas menangis karena masih ada
sesuatu yang belum terselesaikan antara kita dan masa lalu.
“No body said it was easy..”
Iya banyak
orang bilang, ga semudah itu dia kasih maaf ‘Cuma-Cuma’ sama kamu.
Ya aku tau. Karena
dimata dia, Cuma aku dan hanya aku orang yang harus bertanggung jawab karena
hubungannya hancur, yang dia pikir karena aku merebut kamu dari dalam hatinya
yang benar-benar sayang kamu.
Aku tau dia,
aku tau bagaimana perasaan dia padamu sayang
Aku tau dan
sangat sangat tau.
Apa memang
aku yang paling bersalah dikeadaan ini?
Saat aku
ketik semua ini aku sedang menangis,
Ingat,
betapa tak teganya aku saat kamu dingin menanggapi dia yang sakit sambil
menyebut-nyebut nama kamu. Ingat betapa
aku benar-benar tak tega melihat kamu benar-benar sudah tidak mendengar semua
pernyataan sayang yg dia ucapkan.
Tapi,
ternyata dibalik itu semua. Aku ingat saat dia mengancurkan nama baikku pada
semua orang yang dia kenal atau yang aku kenal, menjelekkan aku, menghinaku
daan menjatuhkanku.
Rasanya sudah
cukup kebal.. tapi hati ini tidak cukup kebal biar kuping saja yang kuat
menahan. Dan air mata yang bicara sesakit apa hati ini sampai harus air mata
yang turun tangan.
Ingat saat
kamu hanya berkata sabar dan tanpa bertindak.
Dan sampai
saatnya kamu sadar bahwa apa yang kamu lakukan itu salah.
“Oh take me back to the start..”
Sayang.. Maaf,
Maaf jika
selama ini selama hubungan kita ini kamu masih belum merasakan sesayang apa dan
sedalam apa sayang aku buat kamu, ga seperti waktu kamu sama dia.
Maaf jika selama ini selama hubungan kita ini kamu masih bohong, coba kamu lebih terbuka lagi. Lebih ceritakan semuanya, jangan ada yang dibuat-buat karena skrg aku tau semuanya.
Maaf jika selama ini selama hubungan kita ini, aku belum pernah bisa membuatmu bahagia dan tertawa lepas saat kamu masih bersama dia.
Maaf jika selama ini selama hubungan kita ini, weekend-weekend kita selalu diisi “biasa saja” atau kadang malah berantem karena saking bingungnya terlalu kangen, ga waktu kamu sama dia yang selalu ketawa riang barengan.
Maaf jika selama ini selama hubungan kita ini, aku masih saja malu untuk menunjukan seberapa sayangnya aku sama kamu, ga waktu kamu sama dia, yang dia berani terang2an nunjukin walaupun hanya sekedar status atau tweet dia nunjukin ke orang-orang bahwa dia sangat sayang kamu.
Maaf jika selama ini selama hubungan kita ini, aku masih saja malu-malu untuk datang kerumahmu sendirian untuk sekedar silaturahmi dengan keluargamu, ga kaya waktu kamu sama dia, dia yang berani datang kerumah untuk sekedar ngobrol santai dengan beberapa anggota keluargamu saat kamu tak ada dirumah atau belum pulang.
Maaf jika selama ini selama hubungan kita ini, aku masih saja belum dekat dengan semua keluargamu padahal kita sudah tinggal menunggu waktu untuk menyudahi hubungan kanak-kanak ini dan menggantinya menjadi hubungan suami-istri, ga kaya waktu kamu sama dia, dia yang selalu dekat dengan keluargamu, sekedar menelfon mamah tante, atau main kerumah dan bertemu dengan keluargamu yang lain padahal belum ada yang kamu rencanakan sebelumnya.
Maaf jika selama ini selama hubungan kita ini, aku masih saja selalu berfikiran aku selalu minder jika harus melihat dulu kamu dengan dia. Bukan minder tentang apa, hanya cara memperlakukan kamu. Aku takut kamu benar-benar kehilangan dia yang perilakunya sangat luar biasa pada kamu.
Maaf jika
selaman ini selama hubungan kita ini, aku masih saja selalu membahas masa
lalu..
Sayang, Aku sayang
kamu
Lebih dari
masa lalumu, aku masa depanmu kelak, amin.
Sayang, aku tak perlu mati-matian ‘show’ tentang sesayang apa aku sama kamu depan semua orang banyak, karena aku hanya ingin kamu yang merasakan, orang lain tidak perlu, cukup tau saja, untuk merasakan tidak perlu. Hubungan ini, perasaan ini, hanya kita yang merasakan, berdua saja.
Sayang, aku tidak perlu mati-matian mencari muka didepan semua keluargamu. Karena aku hanya ingin mengalir seperti air, biar mereka yang menilai aku apa adanya. Kamu tak perlu takut, jika saatnya nanti mungkin aku akan sangat dekat malah akan dekat sekali dengan semua keluargamu.
Sayang aku ingin semua ini selesai
Biar kita
yang tenang dan bahagia meyiapkan semuanya kelak
Sayang, selesaikanlah
apa yang harus kamu selesaikan.
Baik masa
depanmu atau masa lalu mu,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar