---
Selalu ada yang pertama untuk segala sesuatu.
Bagi kita,
ini adalah kali pertama kita jalani hubungan
yang tidak bisa bertemu sepanjang waktu.
Sering-sering menyelipkan tangan ke jarak antara jarimu,
menyandarkan kepala dengan santai di bahu lapangmu,
bahkan mendengar tawa khasmu,
semua berubah menjadi kemewahan hakiki nomer satu.
"Jarak memang bajingan.
Tapi kita tidak dididik menjadi pecundang
yang tak mampu mengalahkan keadaan."
Jika rindu harus diakrabi,
kali ini keluhan tidak akan aku keluarkan dengan lantang.
Karena kamu, kita, memang sangat berharga untuk dinanti.
Kamu selalu bilang, kalau aku pejuang yang baik.
Baik urusan mengejar semua yang aku ingin,
sampai menentukan prioritas serta rencana hidupku kedepan.
Tapi baru denganmu,
aku tidak merasa keberatan menikmati tiap rintik hujan sendiri.
Jangan salah sangka!
Hari-hari kamu jauh dan tak terengkuh oleh lenganku,
itu sangat membuatku setengah galau dan gila.
Ingin rasanya bisa setiap saat membagi cerita.
Tapi sangat kekanak-kanakan sekali jika aku memaksamu
membuka telinga ditengah kamu sedang sibuk-sibuknya.
Bersamamu,
jarak memang mesti diajak berdamai bagaimanapun caranya.
Namun anehnya, aku tak pernah merasa kurang bahagia.
Perbincangan dengamu via BBM dan WhatsApp,
Sapaan random ditengah malam,
serta chat-chat panjang kita sebelum tidur masih sama hangatnya.
Mungkin benar apa kata orang:
"Jarak tidak ada apa-apanya selama bersama dia yang dicinta."
Dari awal kita bertemu dengan masalah ini,
kita sudah tahu bahwa ini tidak akan mudah jalannya.
Bisa bertemu tiga bulan sekali saja sudah syukur.
Setiap telfon dan pesan darimu berdering,
itu adalah penanda tugasku tiba,
aku harus siap melepasmu sepenuhnya.
Dengan mengingat getar suara dan lengkung tawamu,
aku bisa tertidur lelap.
Kamu jarang sekali balik bilang rindu.
Namun aku tahu disana pun kamu berusaha menikmati
jarak yang sedang menjadi kawan akrab kita.
Sebagai orang dewasa,
kerumitan-kerumitan lain pasti sudah menanti.
Terpisahnya kita karena jarak dan kesibukan ini hanya
sebagian kecil ujian yang harus dihadapi.
Bukankah untuk medapatkan sesuatu yang berharga
kadang kita harus sangat sabar menunggu?
Untukmu, yang jelasnya sangat berharga untukku,
aku tidak pernah keberatan untuk memberikan
dedikasi serta waktu.
Tuntaskan dulu kesibukan, urusan dan semua mimpi-mimpimu
Disini.. ada aku yang tidak pernah keberatan menunggu.
---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar