Senin, 13 Januari 2014

Kita

Dulu..
Kita selalu hangat dalam dekapan walau diluar hujan badai
Kita selalu tertawa seakan waktu berhenti berputar
Kita selalu penuh kasih seakan cerita romeo dan juliette itu tidak pernah ada
Kita selalu saling mengerti dan memahami,bagaimana agar orang yang tersenyum manis didepan kita akan jauh lebih nyaman didekat sini.
Itu dulu, sebelum semuanya berubah..

Sekarang..
Kita selalu dingin walau diluar matahari begitu terik
Kita tak bertegur sapa seakan ada tembok yang memisah
Kita selalu beradu pendapat seperti orang-orang diruang rapat
Kita selalu egois memenangkan hati sendiri untuk kenyamanan pribadi

Aku tau ini apa sebabnya, karena aku terlalu sayang kamu.
Aku menyesal,karena ini menjadi kesalahan kesekian kalinya.
Perasaan yang berbalik..
“Karena kelak sayangmu akan menghancurkan kamu dengan orang yang kamu sayang”

Masa lalu memang harus disimpan rapat
Tapi tidak dengan masa lalu yang selalu mengusik
Menjatuhkan dan menyakiti.
Aku sudah ikhlaskan ini, sayang. Sungguh.
Aku ikhlas dan rela
Karena kelak, tuhan pun tau siapa yang benar dan salah
Semua bisa berbalik
Aku ikhlas sayang, sungguh.
Aku hanya bisa berdoa dan berharap,
Kelak didepan nanti, jika kita bertemu dengan masalah ini
Aku ingin kamu lebih melihat bagaimana aku bukan bagaimana orang lain
Kelak, aku ingin semua masalah tidak diuapkan begitu saja
Kelak, aku ingin. Kamu benarkan yang benar, dan tegur yang salah
Tapi aku ikhlas, walau aku harus kuat terus diinjak dan dihina sebagai “perebut”

Kita manusia hidup bersama dan tidak sendiri
Tuhan memberi kita keluarga,
Tapi tuhan menciptakan teman sebagai seseorang yang selalu mengisi sepi
Mengisi tawa, menciptakan kegembiraan, dan keluarga baru.
Aku sebagai seseorang yang “selalu sendiri” 
sangat beruntung mengenalmu yang dengan sosok “pertemanan tinggi”
Aku senang melihatmu pandai bergaul, 
karena kelak kamu akan mempunyai banyak teman untuk menghibur saat kamu sedih.
Selama ini, aku selalu berusaha jadi orang yang pandai bergaul sepertimu
Mecoba dekat dengan semua orang dan tidak menjadi orang yang pemilih
Tapi terkadang, aku juga lelah terus bermuka dua
Yang sebenarnya ini bukan aku, aku tidak nyaman dengan kondisi ini
 Kadang aku sakit hati, selalu aku yang dikaitkan dengan “masalah”
Padahal aku sudah berusaha menjadi lebih baik,
Seperti membuka obrolan baru,misalnya
Aku juga coba menjadi yang kamu ingin, aku turuti semua
Agar kamu seimbang...
Aku juga kecewa, karena yang aku lihat kamu sendiri yang menjatuhkan aku
Kadang, aku ingin mencarikan “teman hidup baru” yang nyaman dengan kondisi seperti ini
Aku ingin mencarikan sosok yang bisa diterima baik dilingkunganmu
Karena aku tidak bisa, aku lelah bermuka dua, sayang.
Untuk kedua kalinya, aku relakan masalah ini demi hati yang sayang kamu.
Aku tidak pernah meminta menjadi prioritas utama,
Aku hanya ingin dimengerti, aku kangen dan butuh kamu.
Aku hanya butuh perhatian, pengertian, dan dekap hangat
Aku butuh waktumu, tapi aku akan mengerti waktumu.
Kadang aku ingin kamu menjadi aku,
Karena aku selalu berusaha sesusah apapun aku
Yang aku takutkan hanya kamu yang kesepian

Selama 2tn ini, aku selalu nyaman “ndusel” dibadan gempalmu
Aku selalu mendapatkan porsi kasih sayang yang cukup bahkan lebih
Kadang aku tak pernah mengerti,
Apa karena perasaan yang berbalik, atau memang kamu ingin mencari sosok lain
Yang pasti, aku kecewa
Karena jika kamu diposisiku, kamu bisa lebih “sewot”
Tapi aku ikhlas, ya mungkin ini sudah saatnya
Mungkin tuhan sudah menunjukan siapa aku
Dan tuhan sudah menunjukan sosok lain yang bisa lebih paham kamu
Mungkin kamu tidak menerima bahwa, inilah aku yang kamu yakini.
Sayang, carilah sosok yang membuatmu nyaman seperti dulu

Tertanda,
Aku yang sudah menggantungkan semua harapan. Harapan semua pasangan yang saling cinta.
Aku yang selalu merasa utuh, merasa semua kekuranganku terlengkapi saat bersama kamu
Aku yang selalu tidak merasa cukup dengan waktu satu atau dua jam untuk memandang kamu
Aku yang pada akhirnya tidak pernah bisa meluluhkan kamu
Aku yang selalu berusaha menjadi yang kamu ingin
Aku yang terlalu sayang kamu
Aku yang terlalu  takut kehilangan kamu
Aku yang merasakan perasaan ini berbalik menyakitiku     
Aku yang selalu merelakan hati yang sayang kamu, dan

Aku yang mengetik ini sambil menangis, karena merindukan kita.